Kamis, 07 Desember 2017

Sejarah Pura Prabu Siliwangi


Pura Prabu Siliwangi di komplek Pura Jagatkarta (Randy/detikTravel)
Bogor - Siapa sangka kalau Bogor memiliki pura Hindu untuk menghormati Prabu Siliwangi dengan nama Pura Parahyangan Agung Jagatkartta. Konon, pura yang ada di kaki Gunung Salak itu dibangun berdasarkan wangsit gaib yang mistis.
Dalam kunjungan ke Pura Parahyangan Agung Jagatkartta bersama rombongan Forum Wartawan Pariwisata, Senin (13/4/2015) detikTravel dibuat kagum akan keunikan pura Hindu dengan nuansa Sunda tersebut. Suasana hijau dan sejuk mendominasi pura tersebut.
Sejarah pembangunannya erat dengan Sri Baduga Maharaja, atau biasa disebut dengan Prabu Siliwangi. Ada anggapan bahwa pura tersebut merupakan tempat penghormatan bagi Prabu Siliwangi, di samping fungsinya sebagai tempat ibadah umat Hindu.
 
"Ini dulu petilasan Prabu Siliwangi, kita membangun ini dapat telisik atau wangsit," ujar pemangku Pura Parahyangan Agung Jagatkartta, Mangku Nengah Widiana kepada detikTravel dan kawan-kawan media.
Boleh percaya boleh tidak, namun pura yang dibangun pada tahun 1995 dan diresmikan tahun 2005, dibangun atas dasar wangsit gaib. Rumornya, ada suatu panggilan dalam mimpi yang meminta dibangun sebuah pura di lokasi tersebut.
"Lokasi ini dulunya berdiri Kerajaan Pakuan," ujar Mangku Nengah Widiana.
Di dalam bagian utama pura yang tertutup bagi umum dan dikhususkan bagi umat yang beribadah, tampak dua pura dengan latar Gunung Salak. Di kiri terdapat pura yang dikhususkan bagi Prabu Siliwangi, Pura Padma di kanan, dan Gunung Salak di tengahnya.
Di Pura Prabu Siliwangi, terlihat juga dua ekor patung harimau yang tampak gagah. Satu di sisi kiri berwarna putih, dan satunya lagi berwarna hitam. Keduanya terlihat layaknya penunggu dari sang Prabu Siliwangi, begitu mistis.
Uniknya lagi, pura tersebut dikunjungi tidak hanya oleh umat di sekitar. Tidak sedikit juga pengunjung yang datang langsung dari Bali untuk beribadah. Selain itu semua materialnya dibawa dari Bali dan dirakit di sini.
D area Pura Jagatkartta juga terdapat Pura Melanting dan Pura Pasar Agung yang digunakan umat Hindu untuk berdoa memohon rezeki dan penglaris. Letaknya berada tepat di samping Pura Jagatkartta.
"Area utama kuil tertutup bagi pengunjung, hanya terbuka bagi umat yang mau beribadah saja untuk menjaga kesucian," ujar Mangku Nengah Widiana
Adapun bagi pengunjung yang tidak ingin beribadah dan hanya mau berwisata, diizinkan masuk ke area pura yang telah ditentukan setelah sebelumnya melepas alas kaki dan memakai selendang di pinggang. Tidak dikenakan biaya masuk, hanya donasi seikhlasnya.
Pura Parahyangan Agung Jagatkarta menerima kunjungan umum mulai dari pukul 11.00-15.00 WIB. Namun bagi umat yang ingin beribadah, pura buka selama 24 jam.

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnms6SY9d20fXMWiS_-P8CSFBWcqRZuUXuz4Rh1uZm0hzAruOQ6Uf3t-F6Z8AVfCPRI7liHzHELPC39teFRV_epaYeK6IrTt5wGHyzJH3sFf679qs63-VH5zZlSRrMLt8R-y3deiepDBg/s1600/Gunung-Salak.jpg&imgrefurl=http://ronentalmedia.blogspot.com/2012/12/sekilas-sejarah-pura-gunung-salak.html&h=300&w=400&tbnid=MqWRB1T_bveYqM:&tbnh=160&tbnw=213&usg=__lEe92iplUdeprmXtogfB_j3XtL8%3D&vet=10ahUKEwj1q7_lsOTXAhXDpI8KHeU_DHAQ9QEILjAA..i&docid=h_xiNh7gi7dxnM&sa=X&ved=0ahUKEwj1q7_lsOTXAhXDpI8KHeU_DHAQ9QEILjAA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

video upacara pemberkatan pernikahan umat budha

Upacara Perenikahan Umat Budha Persyaratan saat akan mengadakan pernikahan didalam tradisis Budha: Mengisi Formulir Pemberkataan ...